Sabtu, 10 Maret 2012


MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN TUGAS KELOMPOK YANG EFEKTIF
 
                                                                                                Oleh : Lilik Firdayati
                                                                                                Guru SMP Negeri 3 Mertro

Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dengan membangun pemahaman sebuah konsep yang sedang dipelajari. Belajar yang dilakukan di kelas guru sebagai fasilitator, motivator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi pembelajaran lebih bermakna. Dalam suatu kelas memiliki siswa-siswa yang berbeda satu sama lain yaitu perbedaan minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara belajarnya. Ada siswa mudah belajar dengan banyak baca, dengan melihat, dengan mendengar, atau dengan cara kinestetika (gerak). Dalam pembelajaran guru harus menempatkan siswa sebagai subyek belajar artinya guru harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa.
Untuk hal tersebut dalam pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan konsep yang sedang dipelajari. Pengalaman langsung itu dapat diperoleh melalui alat peraga, atau media pembelajaran lainnya. Untuk lebih mudah membangun pemahaman siswa, apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya dengan siswa lain, dengan guru, atau melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi tersebut dapat ditingkatkan dengan belajar kelompok, karena dengan belajar secara kelompok maka tugas-tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara kelompok, yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan melalui aktivitas kelompok. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, saling membantu dan medukung dalam memecahkan masalah. Pemberian tugas secara kelompok merupakan interaksi yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena siswa lebih termotivasi, percaya diri dan mampu membangun hubungan interpersonal.
Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa, terbinanya rasa saling tolong menolong dan terpeliharanya rasa persatuan. Pembelajaran kelompok pada dasarnya adalah penerapan metode kelompok kerja bagi peserta didik didalam melaksanakan  tugas yang diberikan.
Metode kelompok atau metode kelompok kerja atau disebut juga metode gotong royong, merupakan suatu metode mengajar dimana peserta didik disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan tugas-tugasnya (Jusuf Djajadisastra, 1982)       Metode kelompok kerja adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh peserta didik (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran (Ulihbukit Karo-karo,dkk,1984)
Menurut ( Muslimin Ibrahim,2000) Pembelajaran kelompok mempunyai 3 tujuan penting yaitu :1) Hasil belajar akademik, untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik dan membantu memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap keragaman, peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai perbedaan latar belakang, perbedaan suku, agama,  kemampuan akademik dan tingkat sosial. 3) Pengembangan ketrampilan sosial,  diharapkan peserta didik dapat berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, memancing teman untuk bertanya, menghargai pendapat orang lain, dan bekerja dalam kelompok.
Dari hal di atas bahwa pembelajaran kelompok memungkinkan komunikasi diantara peserta didik dalam kelompok dan membekali peserta didik  untuk bekerja sama dan seringkali dapat lebih mudah melihat apakah siswa lain mempunyai kesulitan dalam pemahaman, dan kadang dapat menerangkan lebih jelas dari pada yang dilakukan guru secara klasikal. Siswa juga lebih termotivasi dan lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
Di dalam proses pembelajaran diperlukan aktivitas peserta didik, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi proses pembelajaran. Tanpa ada aktivitas, proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik.(Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 1986)
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar, dan merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas siswa. (Paul B. Diedrich) membuat daftar kegiatan siswa sebagai berikut :
1. Visual activities, 2. Oral activities, 3. Listening activities,4. Writing activities, 5. Drawing activities, 6. Motor activities, 7. Mental activities, 8. Emotional activities.
Johnson(1984) dan Hilke (1990) mengemukakan Ciri-ciri pembelajaran secara kelompok  adalah :
1). Saling ketergantunagn positif diantara anggota kelompok.
2). Dapat dipertanggung jawabkan secara individu.
3). Heterogen
4). Berbagi kepemimpinan
5). Berbagi tanggung jawab
6). Menekankan pada tugas dan kebersamaan
7). Membentuk ketrampilan sosial
8). Peran guru mengamati proses belajar siswa
9). Efektifitas belajar tergantung pada kelompok
Dan pemberian tugas kelompok merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Karena dengan pemberian tugas kelompok peserta didik yang kurang paham dapat diberikan oleh peserta didik yang telah paham , dan peserta didik yang telah paham akan menjadi lebih paham karena menerangkan kepada teman-temannya (Suhartini Citrobroto, 1981)
Dalam proses pembelajaran peserta didik dibuat dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok untuk berpartisipasi aktif dalam meyelesaiakan tugas yang diberikannya.
Namun demikian pemberian tugas secara kelompok dalam pembelajaran mempunyai kelebihan atau kelemahan dalam pelaksanaannya (Jusuf Djayadisastra,1982), Kelebihannya adalah :
a. Siswa lebih mudah diawasi dan dibimbing dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
b. Siswa belajar berdiskusi dan bertukar pendapat dalam kelompok masing-masing.
c. Bagi siswa yang kurang berani atau pemalu, akan lebih berani berbicara mengemukakan
    pendapat dalam kelompoknya.
d. Gagasan yang dihasilkan lebih matang dan dapat dipertanggung jawabkan dibandingkan
    hasil pemikiran seorang diri.
e. Hidup berkelompok mencerminkan keadaan hidup dimasyarakat yang sebenarnya.
f. Membina semangat bekerja sama yang sehat dan gotong royong.
g. Membina semangat bersaing yang sehat diantara kelompok-kelompok.
h. Mempercepat penyelesaian pemecahan masalah karena difikirkan oleh beberapa orang
    bersama-sama.
Adapun kelemahannya adalah :
a. Sulit dalam membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama secara harmonis.
b. Dapat terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya atau perasaan kelompoknyalah yang
    paling baik)
c. Penilaian siswa terhadap individu menjadi agak sulit, karena tersembunyi dibelakang
    kelompok.
d. Dapat menimbulkan iri hati pada kelompok-kelompok lain, jika suatu kelompok terdiri dari
    siswa-siswa yang pandai.
e. Anggota kelompok yang kemampuannya kurang atau malas kemungkinan untuk menyerah
    kan segala-galanya kepada teman sekelompoknya.
f.  Terbuangnya waktu untuk mengubah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.
g. Terbentuknya kelompok dari siswa-siswa yang senang mengobrol.
h. Adanya siswa dalam kelompok yang mengganggu diskusi  kelompoknya dari pada ikut
    berpartisipasi.
i. Kerjasama kelompok akan terganggu jika terjadi pertentangan atauketidaksefahaman antara
    anggota kelompok.
j. Anggota kelompok yang malas akan mempengaruhi teman-temannya dalam satu kelompok
   untuk ikut bermalas-malas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar