MENINGKATKAN
KUALITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN TUGAS KELOMPOK YANG EFEKTIF
![]() |
Oleh
: Lilik Firdayati
Guru
SMP Negeri 3 Mertro
Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dengan membangun
pemahaman sebuah konsep yang sedang dipelajari. Belajar yang dilakukan di kelas
guru sebagai fasilitator, motivator dan bertanggung jawab untuk menciptakan
situasi pembelajaran lebih bermakna. Dalam suatu kelas memiliki siswa-siswa
yang berbeda satu sama lain yaitu perbedaan minat, kemampuan, kesenangan,
pengalaman dan cara belajarnya. Ada siswa mudah belajar dengan banyak baca, dengan melihat, dengan
mendengar, atau dengan cara kinestetika (gerak). Dalam pembelajaran guru harus
menempatkan siswa sebagai subyek belajar artinya guru harus memperhatikan
bakat, minat, kemampuan, cara belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial
siswa.
Untuk hal tersebut dalam
pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
yang terkait dengan penerapan konsep yang sedang dipelajari. Pengalaman
langsung itu dapat diperoleh melalui alat peraga, atau media pembelajaran
lainnya. Untuk lebih mudah membangun pemahaman siswa, apabila dapat
mengkomunikasikan gagasannya dengan siswa lain, dengan guru, atau melalui
interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi tersebut dapat ditingkatkan
dengan belajar kelompok, karena dengan belajar secara kelompok maka tugas-tugas
yang diberikan dapat dikerjakan secara kelompok, yang bertujuan untuk
meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif,
mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan melalui aktivitas
kelompok. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, saling
membantu dan medukung dalam memecahkan masalah. Pemberian tugas secara kelompok
merupakan interaksi yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena
siswa lebih termotivasi, percaya diri dan mampu membangun hubungan
interpersonal.
Pembelajaran kelompok merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa, terbinanya rasa
saling tolong menolong dan terpeliharanya rasa persatuan. Pembelajaran kelompok
pada dasarnya adalah penerapan metode kelompok kerja bagi peserta didik didalam
melaksanakan tugas yang diberikan.
Metode kelompok atau metode kelompok kerja atau disebut
juga metode gotong royong, merupakan suatu metode mengajar dimana peserta didik
disusun dalam kelompok-kelompok pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan
tugas-tugasnya (Jusuf Djajadisastra, 1982) Metode
kelompok kerja adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh
peserta didik (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Ulihbukit Karo-karo,dkk,1984)
Menurut ( Muslimin Ibrahim,2000)
Pembelajaran kelompok mempunyai 3 tujuan penting yaitu :1) Hasil belajar
akademik, untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik
dan membantu memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap
keragaman, peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai perbedaan
latar belakang, perbedaan suku, agama,
kemampuan akademik dan tingkat sosial. 3) Pengembangan ketrampilan
sosial, diharapkan peserta didik dapat
berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, memancing
teman untuk bertanya, menghargai pendapat orang lain, dan bekerja dalam
kelompok.
Dari hal di atas bahwa pembelajaran
kelompok memungkinkan komunikasi diantara peserta didik dalam kelompok dan
membekali peserta didik untuk bekerja
sama dan seringkali dapat lebih mudah melihat apakah siswa lain mempunyai
kesulitan dalam pemahaman, dan kadang dapat menerangkan lebih jelas dari pada
yang dilakukan guru secara klasikal. Siswa juga lebih termotivasi dan lebih
kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
Di dalam proses pembelajaran
diperlukan aktivitas peserta didik, tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas, karena aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di
dalam interaksi proses pembelajaran. Tanpa ada aktivitas, proses pembelajaran
tidak mungkin berlangsung dengan baik.(Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
1986)
Sekolah adalah salah satu pusat
kegiatan belajar, dan merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas siswa.
(Paul B. Diedrich) membuat daftar kegiatan siswa sebagai berikut :
1. Visual activities, 2. Oral activities, 3. Listening activities,4. Writing
activities, 5. Drawing activities, 6. Motor activities, 7. Mental activities,
8. Emotional activities.
Johnson(1984) dan Hilke (1990)
mengemukakan Ciri-ciri pembelajaran secara kelompok adalah :
1). Saling ketergantunagn positif diantara anggota
kelompok.
2). Dapat dipertanggung jawabkan secara individu.
3). Heterogen
4). Berbagi kepemimpinan
5). Berbagi tanggung jawab
6). Menekankan pada tugas dan kebersamaan
7). Membentuk ketrampilan sosial
8). Peran guru mengamati proses belajar siswa
9). Efektifitas belajar tergantung pada kelompok
Dan pemberian tugas kelompok merupakan
salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Karena dengan pemberian tugas kelompok peserta didik yang kurang paham dapat diberikan
oleh peserta didik yang telah paham , dan peserta didik yang telah paham akan
menjadi lebih paham karena menerangkan kepada teman-temannya (Suhartini
Citrobroto, 1981)
Dalam proses pembelajaran peserta didik dibuat
dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok untuk berpartisipasi aktif dalam
meyelesaiakan tugas yang diberikannya.
Namun demikian pemberian tugas secara
kelompok dalam pembelajaran mempunyai kelebihan atau kelemahan dalam
pelaksanaannya (Jusuf Djayadisastra,1982), Kelebihannya adalah :
a. Siswa lebih mudah diawasi dan dibimbing dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.
b. Siswa belajar berdiskusi dan bertukar pendapat
dalam kelompok masing-masing.
c. Bagi siswa yang kurang berani atau pemalu, akan
lebih berani berbicara mengemukakan
pendapat dalam kelompoknya.
d. Gagasan yang dihasilkan lebih matang dan dapat
dipertanggung jawabkan dibandingkan
hasil
pemikiran seorang diri.
e. Hidup berkelompok mencerminkan keadaan hidup
dimasyarakat yang sebenarnya.
f. Membina semangat bekerja sama yang sehat dan
gotong royong.
g. Membina semangat bersaing yang sehat diantara
kelompok-kelompok.
h. Mempercepat penyelesaian pemecahan masalah
karena difikirkan oleh beberapa orang
bersama-sama.
Adapun kelemahannya adalah :
a. Sulit dalam membentuk kelompok yang kemudian
dapat bekerja sama secara harmonis.
b. Dapat terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya
atau perasaan kelompoknyalah yang
paling
baik)
c. Penilaian siswa terhadap individu menjadi agak
sulit, karena tersembunyi dibelakang
kelompok.
d. Dapat menimbulkan iri hati pada
kelompok-kelompok lain, jika suatu kelompok terdiri dari
siswa-siswa yang pandai.
e. Anggota kelompok yang kemampuannya kurang atau
malas kemungkinan untuk menyerah
kan
segala-galanya kepada teman sekelompoknya.
f.
Terbuangnya waktu untuk mengubah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.
g. Terbentuknya kelompok dari siswa-siswa yang
senang mengobrol.
h. Adanya siswa dalam kelompok yang mengganggu
diskusi kelompoknya dari pada ikut
berpartisipasi.
i. Kerjasama kelompok akan terganggu jika terjadi
pertentangan atauketidaksefahaman antara
anggota
kelompok.
j. Anggota kelompok yang malas akan mempengaruhi
teman-temannya dalam satu kelompok
untuk
ikut bermalas-malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar