ICE BREAKING DALAM PEMBELAJARAN
UNTUK MENGHILANGKAN KEJENUHAN DALAM BELAJAR
Oleh
: Dra. LILIK FIRDAYATI *)
Pada
umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya dihabiskan
untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi
dankemampuan daya tangkap atau memori para siswanya.
Kebanyakan
guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu yang tepat.
Hal ini bisa kita pahami karena guru mempunyai target kurikulum yang harus selesai
disampaikan kepada siswadalam kurun waktu yang relatif singkat. Jarang sekali
para guru yang memberikan icebreakers atau jeda ditengah materi pelajaran yang
sedang disampaikan.Padahal melakukan ice breakers ditengah penyampaian materi
pelajaran amatlah penting.
Ice
breakers atau pemecah kebekuan lebih sering dipakai pada saat penataran,atau
diklat (pendidikan dan latihan) saja, yang memang pesertanya adalah orang-orang
dewasa yang cepat mengalami kelelahan dan kejenuhan serta lemah dalam proses
penyimpanan memori sehingga ice breakers di sini dimanfaatkan untuk menyegarkan
suasana belajar, menghilangkan kejenuhan, rasa kantuk yang memang sangat mudah
menyerang orang-orang dewasa.
Sampai
dengan saat sebagian guru yang masih enggan menyisipkan ice breakers di dalam
kegiatan belajarnya. Hal ini disebabkan karena para guru kebingungan mencari
bahan yang dapat dijadikan sebagai ice breakers.
Bagi
guru yang pandai melucu tentu bukanlah suatu masalah untuk melakukan ice
breakers dalam kegiatan belajarnya.Karena membuat cerita lucu dapat juga
dikatakan sebagai salah satu bentuk ice breakers.Sementara sebagian lagi guru
dikarenakan belum memahami fungsi dari ice breakers itusendiri. Oleh karenanya
dari sekian banyak materi yang telah dijelaskan guru, seringkali tidak dapat
diserap semua dengan baik oleh para siswa. Hal ini membuktikan adanya penurunan
kemampuan daya tangkap otak dalam menyimpan memori setelah beberapa saat
lamanya.
Kalau
kita cermati pada awalnya grafik tingkat daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan
guru cukup tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, beberapamenit
kemudian terjadilah penurunan memori atau tingkat daya serap siswa terhadap
materi pelajaran. Pada saat inilah merupakan saat yang paling tepat untuk
melakukan icebreakers. Karena pada saat itu siswa telah mengalami kejenuhan
sehingga sangatmembutuhkan penyegaran untuk mengembalikan potensi atau
kemampuan dalam menangkap pelajaran secara maksimal. Ice breakers dapat
dilakukan dengan berbagaimacam cara atau permainan.
Menurut
the Encyclopedia of Ice Breaker terbitan University Associates Inc (1976)bentuk
ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari sekedar teka-teki, cerita-cerita
lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu atau nyanyian yang
disertaigerakan tubuh (action song), sampai permainan-permainan berkelompok
yang cukupmenguras tenaga atau bahkan fikiran. Selain itu dapat juga dilakukan
dengan melakukan brain gym (senam otak).
Ada
beberapa teori yang berkaitan dengan konsep memori yakni, Pertama, teori interferensi
yang menyatakan bahwa manusia lupa bukan karena kehilangan memoritetapi karena
informasi lainnya menghalangi hal yang ingin diingati. Kedua, teori kemerosotan
(decay theory), yang menjelaskan sebab-sebab mengapa manusia dapat melupakan
sesuatu. Menurut teori decay seba-sebab itu terdiri atas dua jenis
"penganggu(interference), yakni interferensi proaktif dan interferensi
retroaktif. Interferensi proaktif terjadi
ketika informasi yang dipelajari sebelumnya mengganggu pengingatan kembali
suatu hal yang dipelajari kemudian. Ini dapat menjadi bermasalah ketika
informasi yangbaru tidak dapat digunakan dengan benar akibat diganggu informasi
lama. Interferensiretroaktif adalah kebalikan dari interferensi proaktif, di
mana informasi baru menggangu informasi lama.
Akhirnya dengan mempertimbangkan beberapa
teori yang terkait dengan konsep memori atau penurunan daya tangkap otak dan
pentingnya manfaat ice breakers, maka perlu sekiranya para guru dalam setiap
kegiatan belajarnya dapat menyisipkan sedikitwaktunya untuk memberikan ice
breakers. Ice breakers yang dilakukan tidak perlu lama-lama. Dengan menyisipkan
ice brekaers dalam setiap pembelajaran diharapkan dayatangkap siswa dapat lebih
maksimal dan suasana belajar di kelas pun menjadi selalu segar.
*)
Guru SMP N 3 Metro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar